Bisnis. com,JAKARTA—Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) Gita Wirjawan menjanjikan pembinaan yang lebih baik terhadap atlet ganda putri, sehingga nomor tersebut diharapkan bisa bersinar pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis (World Championships) 2014.
"Insya Allah dengan pembinaan yang lebih baik [nomor tunggal putri] akan memperoleh hasil [Juara Dunia]," ujarnya kepada Bisnis melalui pesan singkatnya, Senin (12/8/2013) sore.
Keberhasilan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meraih gelar Juara Dunia 2013 menjadikan Indonesia mengoleksi 20 trofi juara sepanjang sejarah turnamen tersebut.
Namun dari trofi sebanyak itu, Indonesia belum berhasil mendapatkan secara merata di semua nomor. Sebab sejak Kejuaraan Dunia Bulutangkis (World Championships) diselenggarakan pada 1977 hingga tahun ini, gelar juara untuk nomor ganda putri belum pernah dimenangkan oleh srikandi Tanah Air.
Gita menjelaskan pembinaan yang lebih baik kepada pebulutangkis ganda putri bukan berarti nomor-nomor lain di kesampingkan. "Pembinaan yang baik juga dilakukan pada tunggal putra dan tunggal putri. Di samping nomor lain yang telah menjadi andalan Indonesia seperti ganda putra dan ganda campuran."
World Championships merupakan kejuaran perorangan paling bergengsi dalam cabang bulutangkis. Kejuaraan ini menentukan Juara Dunia di lima nomor yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Kejuaraan Dunia tersebut awalnya digelar setiap tiga tahun sekali, setelah dihelat pertama pada 1977 hingga 1983. Setelah itu menjadi event dua tahunan sampai 2003.
Sejak 2005 Kejuaraan Dunia BWF telah menjadi turnamen tahunan, yang diselenggarakan setiap tahun kecuali pada tahun diselenggarakannya olimpiade.
Pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di China. Satu-satunya pasangan ganda putri Indonesia yang melaju ke perempatfinal adalah Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradipa.
Namun. pasangan Korea Selatan Eom Hye Won/Jang Ye Na menghentikan langkah dua srikandi Indonesia itu, sehingga tidak bisa menembus semifinal.