Bisnis.com, JAKARTA - Kekalahan Manny Pacquiao dari petinju tak terkalahkan asal Amerika Serikat Floyd Mayweather Jr di Las Vegas, Amerika Serikat, memicu tangisan, kemarahan, dan tuduhan curang di dalam negeri Filipina.
Menurut media-media Barat petinju AS itu melancarkan serangan dini kepada Pacquiao dan semakin kuat saja dari ronde ke ronde sehingga semua dari tiga juri memenangkannya dengan angka mutlak.
Di kota General Santos, sejumlah penggemar menangis, sedangkan yang lainnya menyerukan tanding ulang dengan menegaskan Pacquiao pantas menang karena dia lebih agresif dengan menyudutkan Mayweather sepanjang pertarungan 12 ronde itu.
"Ini keputusan wasit tuan rumah," kata Karlo Alexei Nograles, anggota DPR Kota Davao. "Manny semestinya menang. Dia membuat Mayweather terus berlari dan tersudut ke tali ring tinju. Manny tidak mengecewakan Filipina, dia telah memberikan segalanya."
Pertandingan itu membuat jalan-jalan di Filipina sepi dan seolah menghentikan denyut nadi negeri itu setelah rakyat Filipina tumpah ruang mendatangi bioskop, hotel, dan taman-taman untuk nonton bareng tarung akbar ini.
Tidak itu saja, seluruh markas tentara Filipina juga terhenti karena semua tentara menyaksikan pertarungan ini.
Presiden Benigno Aquino berterimakasih kepada Pacquiao karena mengilhami rekan-rekan sebangsanya untuk berjuang mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Dia bertarung demi kehormatan, tidak diragukan lagi," kata Edwin Lacierda, juru bicara president. "Dia telah memenangkan hati dunia."
Tetapi ada juga yang berusaha menerima kekalahan ini. "Saya sedih, mari kita terima keputusan itu," kata Isidro Santos, satpam supermarket. "Manny akan tetap menjadi idola saya, dia kalah dari seorang petarung yang lebih baik, petinju yang lebih cerdas."
Para pengamat lokal menyebut Mayweather lebih baik dalam bertahan dan sukses mendaratkan sejumlah pukulan yang lebih akurat, dan Pacquiao dianggap lebih agresif dengan memenangi tiga atau empat ronde.