Bisnis.com, JAKARTA - Manajer Rio Haryanto menepis kecemasan bahwa pebalap Formula 1 pertama asal Indonesia itu harus mengumpulkan lebih banyak uang untuk tetap dapat mengikuti balap hingga musim ini selesai.
"Terdapat sejumlah spekulasi, namun sekarang semuanya telah jelas. Dia dikontrak untuk satu musim penuh," kata Piers Hunnisett setelah pebalap 23 tahun itu menyelesaikan hari pertama tes sejak direkrut oleh tim Manor. Pada Rabu waktu setempat (24/2/2016).
Rio membawa setidaknya 5 juta euro kepada tim Formula 1 terkecil itu, berkat sponsor dari Pertamina, dan akan menjadi satu-satunya pebalap asal Asia di starting grid.
Meskipun dia pernah menguji mobil tim itu pada tahun-tahun sebelumnya, dan telah familiar dengan Circuit de Catalunya dari saat dirinya masih membalap di seri-seri GP2, kemarin masih tetap merupakan hari besar untuk dirinya.
Rio menyelesaikan 78 putaran, membuat bendera merah berkibar ketika dia terpelintir ke gravel, dan merupakan yang paling lambat dari 12 pebalap yang ambil bagian pada sesi-sesi hari itu.
"Saya melakukan kesalahan kecil dan itu saja. Tidak ada kerusakan. Kami mampu untuk kembali tampil pada sore hari. Ini hari yang sangat produktif bagi saya dan tim," ungkap Rio.
Dia menambahkan, "Sudah 2 atau 3 bulan berlalu sejak saya tidak mengendarai mobil, ini pekerjaan berat, namun saya mampu menjalankan rencana. Saya hanya harus fokus pada pekerjaan saya dan tidak memikirkan tekanan."
"Formula 1 selalu menjadi tujuan puncak maka ini merupakan impian yang terwujud," katanya. "Saya pikir saya akan terbiasa dengannya, hari demi hari. Perasaan umum di mobil ini lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya."
Hunnisett, yang juga menjadi manajer pebalap Formula 1 pertama asal India Narain Karthikeyan, mengatakan Indonesia memiliki ‘peluru’ dengan euforia terkait Rio dan Asia Tenggara secara keseluruhan juga mendapatkan keuntungan.
Malaysia dan Singapura, yang akan menjadi tuan rumah balap, dapat berharap ajang di negaranya bisa mendatangkan lebih banyak penggemar asal Indonesia.
"Untuk itu diperlukan kerja keras karena dunia olahraga otomotif sangat kecil dan, seperti di India, bujet-bujet iklan sangat kecil dibandingkan dengan di Eropa," ucapnya mengenai prospek pebalapnya terhadap Formula 1.
"Ketika Anda membicarakan uang Formula 1 di negara-negara tersebut, itu sangat besar. "Berapa banyak rumah sakit yang dapat kami bangun? Namun tiba-tiba, mereka melihat keuntungan global dari Formula 1 dan itu benar-benar meletakkan negaranya dalam peta."