Bisnis.com, JAKARTA – Pegolf Jordan Spieth (AS) cukup bangga dengan catatan 66 pukulan atau enam di bawah par yang memberinya keunggulan dua pukulan setelah putaran pertama turnamen Masters di Georgia, AS, tetapi kenangan terpuruk pada 2016 masih segar dalam ingatannya.
Spieth menyapu para pesaingnya yang sempat bercokol di posisi pimpinan di papan skor dengan dia mencetak lima birdie berturut-turut mulai permainan lubang ke-13 par lima sebelum kecolongan satu pukulan pada lubang ke-18 dalam pertandingan Jumat (6/4/2018).
"Saya pikir lapangan golf ini mudah dimainkan ketika anda merasa seperti anda bisa memukul bola ke tengah green dan bergerak dari sana dan menunggu kesempatan anda," kata Spieth.
"Ini mudah untuk dikatakan, jika anda mengawali permainan dengan baik maka anda dalam kendali anda sendiri, hanya perlu sedikit bantuan," tambahnya.
Spieth, mencapai dua kali runner-up dan merajalela menang di empat turnamen Masters terakhir, selalu bersaing dengan juara Inggris Terbuka 2016 Henrik Stenson dan Rory McIlroy yang meraih Jaket Hijau dari karier grand slam, keduanya terpaut tiga pukulan.
Dua tahun lalu, Spieth berada pada posisi prima untuk mempertahakan gelar Masters, tetapi mempertahankan gelar namun menyia-nyiakan keunggulan lima pukukan saat posisi memimpin ketika permainan masih menyisakan sembilan lubang.
Dia terkena serangkainan bogey setelah bemain buruk, dan skor dia terus merosot dan terpaksa menyerahkan Jaket Hijau kepada pegolf Iggris Danny Willett.
"Turnamen ini sering dirasakan seperti ada enam putaran. Saya merasa seperti kehilangan satu putaran dari enam itu, dan saya tidak mampu mengendalikan saya sendiri," tuturnya.