Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Pebalap F1 Bersatu Lawan Rasisme

Grand Prix Drivers' Association (GPDA) mengatakan seluruh 20 pebalap akan bersatu dengan tim mereka masing-masing dalam menunjukkan perlawanan terhadap rasisme.
Pebalap Red Bull Max Verstappen memasuki finis Formula 1- Austrian Grand Prix-Red Bull Ring, Spielberg, Austria, Minggu (30/6/2019)./Antara-Reuters
Pebalap Red Bull Max Verstappen memasuki finis Formula 1- Austrian Grand Prix-Red Bull Ring, Spielberg, Austria, Minggu (30/6/2019)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Semangat melawan rasisme turut dirasakan oleh para olahragawan. Menjelang digelarnya Grand Prix (GP) Austria pada Minggu (5/7/2020), para pebalap Formula 1 (F1) ikut menunjukkan dukungan atas perang terhadap rasisme.

Grand Prix Drivers' Association (GPDA), asosiasi para pebalap F1, mengumumkan para pebalap ajang balapan paling tersohor di dunia itu telah menggelar pertemuan secara virtual untuk membahas cara terbaik menunjukkan dukungan kolektif terhadap isu ini.

"Semua 20 pebalap bersatu dengan tim mereka melawan rasisme dan prasangka, pada waktu yang sama merengkuh prinsip keberagaman, kesamaan dan inklusi serta mendukung komitmen Fomula 1 untuk hal ini," demikian disampaikan GPDA seperti dilansir dari Antara, Sabtu (4/7/2020).

GPDA memberi kebebasan kepada para pebalap untuk bagaimana mereka menunjukkan dukungannya.

Juara dunia 6 kali Lewis Hamilton dan juara dunia 4 kali Sebastian Vettel akan memasang tulisan "Black Lives Matter" di helm mereka.

Hamilton menjadi salah satu pebalap yang vokal menyuarakan dukungannya terhadap perang melawan rasisme dan mendorong keberagaman, tak terkecuali di F1. Dia bahkan sempat turun ke jalanan London mengikuti aksi damai "Black Lives Matter" yang menyoroti kematian George Floyd, pria kulit hitam AS yang tewas karena kebrutalan polisi di Minneapolis.

Tulisan "End Racism" atau "Akhiri Rasisme" juga terpampang di bagian Halo mobil Mercedes.

Sementara itu, pebalap Prancis Romain Grosjean mengaku akan berlutut sebelum lomba.

"Saya tadinya tidak terlalu senang berlutut, tapi setelah membaca lebih banyak tentang itu dan sekarang saya tahu itu adalah gerakan sportif untuk menunjukkan kalian melawan rasisme dan itu tidak terkait dengan gerakan politis apapun," papar pebalap Haas itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler