Bisnis.com, JAKARTA – Ferrari mengincar musim balapan 2021 ini sebagai tahun kebangkitan setelah tahun lalu tim asal Italia itu menjalani salah satu penampilan terburuknya di ajang Formula 1.
Bos tim Ferrari Mattia Binotto dalam sesi presentasi tim pada Jumat menegaskan hal tersebut. "Tentunya tahun lalu adalah kekecewaan yang sangat sangat besar," kata Binotto seperti dikutip AFP yang dilansir Antara pada Sabtu (27/2/2021).
Tahun lalu Ferrari finis peringkat enam klasemen konstruktor, peringkat terburuk mereka sejak 1980 ketika tim asal Italia itu finis di posisi 10.
Hanya 130 poin yang mampu dibawa pulang Ferrari, yang gagal memenangi balapan satu pun musim lalu, dibanding 500 poin lebih yang mereka kumpulkan pada 2019. “Kami tahu kami tidak boleh mengulangi hasil buruk seperti itu.”
"Itulah yang saya harapkan.... Saya rasa ini adalah soal mentalitas, mentalitas tim, pebalap dan kepala tim. Tidak diragukan saya sangat sadar tanggung jawab yang saya miliki, menjadi bagian dari tim itu. Saya merasa... tidak ada tekanan, tapi saya merasakan tanggung jawabnya, juga kebanggaan, dan saya tahu itu. Kami hanya harus bekerja lebih baik, dan itu adalah tanggung jawab utama saya."
Ferrari akan bertumpu kepada mobil baru mereka SF21 yang dipersenjatai power unit baru dan akan diluncurkan pada 10 Maret nanti, 2 hari jelang tes pramusim di Sirkuit Internasional Bahrain dan kurang dari sebulan dari seri pembuka yang digelar di negara Timur Tengah itu pada 28 Maret.
Baca Juga
Meski melihat potensi kecepatan mobil baru Ferrari, Binotto tak ingin menaikkan ekspektasinya. "Saya tidak mengatakan kami akan menang, saya rasa kami harus realistis.”
"Ada mobil yang sangat-sangat kuat tahun lalu, dan dengan pengembangan mobil sebagian dibekukan, mereka tentunya akan sangat kuat lagi pada 2021," kata Binotto.
Ferrari mengakhiri kemitraan mereka dengan juara dunia empat kali Sebastian Vettel dan memilih memboyong pebalap Spanyol Carlos Sainz, 26 tahun, dari McLaren untuk menjadi tandem Charles Leclerc (23) asal Monaco tahun ini, yang menjadikan duet itu sebagai pasangan pebalap termuda Ferrari sejak 1986.
Sementara itu, Mercedes meneruskan dominasinya di era mesin hybrid turbo V6 dengan merebut kedua titel pebalap dan konstruktor untuk ketujuh kalinya secara beruntun dan Lewis Hamilton, yang musim lalu memenangi 13 dari 17 balapan, akan mengejar rekor delapan titel juara dunia pada tahun ini.