Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalan Panjang Kevin Cordon Mewujudkan Mimpi di Olimpiade Tokyo

Setiap kemenangan Kevin Cordon ditandai dengan gestur "teriakan ke surga", mendedikasikan kemenangan untuk mendiang saudaranya.
Kevin Cordon merayakan kemenangan atas Heo Kwanghee dari Korea Selatan di perempat final Olimpiade Tokyo/Twitter-@BWFmedia
Kevin Cordon merayakan kemenangan atas Heo Kwanghee dari Korea Selatan di perempat final Olimpiade Tokyo/Twitter-@BWFmedia

Ketika berusia hanya 21, Kevin Cordon dipilih untuk membawa bendera negaranya saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008.

Dia mendapat bye (hak istimewa) untuk lolos ke babak kedua tunggal putra tanpa bermain, tetapi kalah dalam dua game dari unggulan ketiga asal China, Bao Chunlai.

Empat tahun kemudian, pada fase grup awal, Cordon mengejutkan favorit tuan rumah dan unggulan ke-15 Rajiv Ouseph untuk maju ke babak 16 besar.

Namun, setelah menjalankan set pembuka yang ketat, dia langsung kalah dari Sasaki Sho asal Jepang.

Setahun kemudian, dia harus menepi karena cedera yang berulang kali telah menghantuinya sepanjang karir. Di samping itu, kelanjutan karir Cordon semakin menjadi tanda tanya setelah kehilangan saudara laki-lakinya.

“Saya merasa seperti orang paling beruntung di dunia karena saya kembali dari cedera parah dan kematian saudara laki-laki saya. saya orang baru. Hidup terus berjalan dan ketika Anda percaya kepada Tuhan, Anda bisa keluar dari situasi sulit itu.”

Tak mengherankan, setiap kemenangannya ditandai dengan gestur 'teriakan ke surga', mendedikasikan kemenangan untuk mendiang saudaranya.

Kevin Cordon
Kevin Cordon

Kevin Cordon merayakan kemenangan di perempat final Olimpiade Tokyo dengan gestur 'teriakan ke surga' - Twitter/BWF

Pada Olimpiade Rio 2016, Cordon mengalami cedera pergelangan kaki dalam kekalahan pembukaannya dari pemain Polandia Adrian Dziolko. Dia pun terpaksa mundur dari kompetisi itu.

Lima tahun kemudian atau pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, Cordon akhirnya memenangkan lebih banyak pertandingan. Meskipun dia telah menikmati kesuksesan di benuanya dengan gelar Pan American Games pada 2011 dan 2015, serta perak pada 2007 dan perunggu pada 2019, ini merupakan saat terbaiknya untuk meraih prestasi di Olimpiade.

“Ketika saya lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya, itu adalah mimpi untuk berada di sana dan memainkan bahkan satu pertandingan. Setelah itu, saya mulai bermimpi memenangkan lebih banyak pertandingan. Sekarang saya sudah memenangkan tiga di sini, saya tidak percaya itu,” ujar Cordon kepada Olympics.com selepas lolos ke perempatfinal.

Sekarang dia telah memenangkan empat pertandingan. Satu kemenangan lagi akan mengamankannya medali Olimpiade kedua Guatemala dalam sejarah.

Halaman Selanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler